Jawa Pos, Sabtu PON 13 September 1986
Oleh : Wuri Soedjatmiko
Humor ! Masyarakat Indonesia tampaknya mulai
tergila-gila membaca humor. Lihat saja, buku Mati Ketawa Cara Rusia. Grafitipers sebagai penerbit sempat
kewalahan. Kewalahan menghadapi pembeli dan juga pembajak buku.
Larisnya
Mati Ketawa Cara Rusia (MKCR)
segera diikuti oleh usaha majalah trend pria Matra dengan menampilkan humor Art Buchwald yang sebelumnya cuma
terbaca secara tetap di harian Jakarta Post. Matra juga menambahkan sejumlah
humor singkat segar tentang golf dan “Sindir Menyindir Cara Cina” sebagai bonus
DI BALK
HUMOR
Humor memang diciptakan untuk dinikmati: untuk
membuat pembaca atau pendengar tertawa lepas atau tersenyum, atau setidak-tidaknya
terhibur. Tetapi, apa yang mengilhami penulis humor?
Seperti halnya penulis fiksi, penulis humor
pun mendapatkan ilhamnya dari kejadian di sekitarnya, dilengkapi oleh budaya
yang mendasarinya. Misalnya, humor yang terjadi di kalngan psikiater, menurut
penelitian R.L. Coser, dalam rapat-rapat sifatnya “agresi terselubung”,
“moralitas terselubung”, proteksi diri dengan menertawakan anggota lainnya yang
lebih junior atau menertawakan pasien mereka dan keluarganya.
Tidak pernah terjadi, kelompok junior membuat
lelucon tentang senior mereka. Yang junior biasanya membuat lelucon dengan
menertawakan diri sendiri atau mengecilkan arti dirinya sendiri.
Tidak demukian dengan halnya lelucon yang
terjadi secara informal antara para mahasiswa kulit hitam dan kulit putih.
Materi lelucon mereka lebih merupakan humor seksual, humor “sakit” (yang
sadis”, humor rasial, dan kritik-kritik akan kelainan-kelainan. Yang terbanyak,
menurut penelitian Middleton dan Moland, justru humor seksual (48%). Humor
ringan yang tanpa tujuan hanya kecil (11%), sedangkan humor rasial (13%).
Sebuah
contoh humor rasial oleh kulit hitam terhadap kulit putih :
1.... seorang pelayan wanita hitam dan
majikannya kulit putih melahirkan anak pada saat yang bersamaan. Beberapa bulan
kemudian wanita kulit putih itu berlari-lari masuk dapur sambil berkata,
“Bayiku hari ini mengucapkan perkataannya yang pertama“. Si Bayi kecil kulit
hitam yang sedang berbaring di ayunannya memandang berkeliling, kemudian
berkata kepada wanita putih itu, “Iya, apa yang dikatakannya?”
Kita lihat juga humor Rusia dalam MKCR.
Sifatnya sarkastis karena memang yang dijadikan tertawaan adalah penguasa.
Lewat tertawa mereka seolah terbebas dari tekanan yang mereka hadapi setiap
hari, setiap menit, bahkan setiap detik.
Lihatlah contoh humor Rusia:
2.... seorang interogator KGB memeriksa
seorang tersangka.
“Lihat mata saya baik-baik”, katanya.
“Yang mana yang mata palsu?”
“Yang kiri”, jawab tersangka.
“Bagaimana anda bisa tahu?”
“Yang kiri itu tampak manusiawi” (MKCR, p.28).
“Yang mana yang mata palsu?”
“Yang kiri”, jawab tersangka.
“Bagaimana anda bisa tahu?”
“Yang kiri itu tampak manusiawi” (MKCR, p.28).
Contoh lain yang menertawakan birokrasi kaku
di Rusia:
3..... seorang spion Amerika diterjunkan
dengan payung di wilayah Uni Soviet. Tiba-tiba ia berniat menyerahkan diri. Ia
mencapai sebuah kota, menemukan kantor yang diperlukannya, dan langsung menemui
penjaga.
“Dengar, sobat”, katanya.
“Saya spion Amerika, dan bermaksud menyerahkan diri. Siapa yang harus saya temui?”
“Lantai dua, kamar 613”.
“Saya spion Amerika, dan bermaksud menyerahkan diri. Siapa yang harus saya temui?”
“Lantai dua, kamar 613”.
Sang spion sampai di kamar 613.
“Saya spion Amerika, dan berniat menyerahkan
diri”, katanya.
“Apa bidang anda? Sabotase, terorisme atau ideologi?”
“Sabotase apa? Transpor atau industri?”
“Transpor”
“Lantai tujuh, kamar 742”
“Apa bidang anda? Sabotase, terorisme atau ideologi?”
“Sabotase apa? Transpor atau industri?”
“Transpor”
“Lantai tujuh, kamar 742”
Ia tiba di kamar 742.
“Saya spion Amerika dengan spesialisasi
sabotase transpor dan bermaksud menyerahkan diri”
“Transpor jenis apa? Jalan raya atau kereta api?”
“Kereta api”
“Lantai sembilan, kamar 936”
“Transpor jenis apa? Jalan raya atau kereta api?”
“Kereta api”
“Lantai sembilan, kamar 936”
Seraya terengah-engah spion itu sampai di
kamar 936.
“Saya spion Amerika dengan spesialisasi
sabotase transpor khusus kereta api, dan saya ingin menyerahkan diri”.
“Dengarkan, sobat. Bukankah sekarang sudah pukul enam petang? Acara pemeriksaan sudah selesai. Datanglah besok...” (MKCR, 45-46).
“Dengarkan, sobat. Bukankah sekarang sudah pukul enam petang? Acara pemeriksaan sudah selesai. Datanglah besok...” (MKCR, 45-46).
Sama-sama menertawakan penguasa, humor Cina
berbeda dalam penyampaiannya. Karena humor tersebut diciptakan dalam zaman
kerajaan dan didasari budaya Timur yang “tidak langsung” digunakan lambang dan
perumpamaan untuk memperluas tujuan yang sama. Contoh yang menertawakan
pemerintah korup dengan rakyat yang melarat terlihat di sini:
4.... ketika Hu Li Zi berniat pulang kampung
ke kampung halamannya dari Kota Raja, perdana menteri memerintahkan seorang
pejabat kerajaan turun tangan. Pejabat itu berkata kepada Hu Li Zi, “Jika
engkau ingin bepergian dengan perahu, pakailah perahu resmi”.
Esoknya, Hu Li Zi bingun sendiri di pelabuhan,
dan dia tidak mengerti bagaimana caranya menentukan perahu “resmi”. Untunglah
pejabat yang kemarin itu muncul. Hu Li Zi segera menceritakan kesulitannya.
“Oh, gampang sekali”, kata pejabat itu.
“Carilah perahu mana saja yang rombeng atapnya, patah pendayungnya, dan compang-camping layarnya. Itu pasti perahu “resmi”, bukan perahu “swasta”.
“Kalau begitu”, demikian Hu Li Zi berkata dalam hati, “Tahulah aku bahwa di kerajaan ini banyak penduduk ‘resmi’”. (Bonus Matra no.2).
“Carilah perahu mana saja yang rombeng atapnya, patah pendayungnya, dan compang-camping layarnya. Itu pasti perahu “resmi”, bukan perahu “swasta”.
“Kalau begitu”, demikian Hu Li Zi berkata dalam hati, “Tahulah aku bahwa di kerajaan ini banyak penduduk ‘resmi’”. (Bonus Matra no.2).
Humor Cina, selain tidak terus terang, juga
digunakan sebagai petuah. Selalu ada pesan filosofis di dalamnya. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya Cina (ajaran Confucius) jelas merupakan pola dasar
humor Cina.
Bagaimana dengan humor Amerika? Sejauh mana
kita bisa mengintip budaya mereka melalui humor-humornya? Saya ambilkan
beberapa contoh humor Amerika yang ditulis oleh Henny Youngman, salah seorang
pelawak favorit di AS. Sebagai lawak ia dikenal cerdas dan cepat reaksinya dan
sempat empat kali dituntut di pengadilan St. James. Ia melawak tidak terbatas
di AS tetapi juga sampai ke London.
Sebagai tambahan, saya berikan juga beberapa
contoh humor yang dimuat di majalah Reader’s Digest, dan saya pilih berbeda
dengan humor Youngman yang biasanya dipentaskan.
HUMOR
KEDOKTERAN
5.... Dokter saya sungguh baik sekali. Anda
harus operasi tetapi tidak kuat membiayainya? Ia akan menusir foto Sinar-X
anda.
Hari itu saya datang kepadanya karena kaki
saya sakit. Ia berkata, “Dalam waktu satu jam, saya akan membuat anda
berjalan”.
Apa yang dikatakannya memang terjadi. Ia
membawa pergi mobil saya. (Youngman, Vol I. P 15)
6. .... Lengan saya sakit sekali. Saya pun
berkata, “Dokter, periksalah lengan saya ini.”
Ia melihat ke lengan saya, kemudian mengeluarkan sebuah buku kedokteran dan mempelajarinya selama lima belas menit.
Ia melihat ke lengan saya, kemudian mengeluarkan sebuah buku kedokteran dan mempelajarinya selama lima belas menit.
Katanya kemudian, “Pernah sakit seperti ini
sebelumnya?”
“Betul dok”, jawab saya.
Ia berkata lagi, “Itulah, sakit anda kambuh lagi”. (Youngman, Vol I, p.14)
“Betul dok”, jawab saya.
Ia berkata lagi, “Itulah, sakit anda kambuh lagi”. (Youngman, Vol I, p.14)
7. ... Dokter-dokter merasa risau akan citra
mereka di mata masyarakat. Saya tidak heran, beberapa minggu yang lalu seorang
dokter teman saya mendapat musibah. Leding di kamar mandinya bocor. Bocornya
makin lama makin deras. Meskipun jam masih menunjukkan angka 2 dini hari, ia
memutuskan untuk menelepon tukang ledingnya. Tentu saja, si tukang leding
merasa jengkel dibangunkan sepagi itu.
“Demi Tuhan, Dok”, desahnya, “Jam berapa ini?”
“Lho”, Jawab si dokter lantang.
“Anda tidak pernah bimbang menelepon saya di tengah malam kalau ada kesakitan. Sekarang saya mendapat musibah dan leding saya bocor tidak ketulungan”
“Lho”, Jawab si dokter lantang.
“Anda tidak pernah bimbang menelepon saya di tengah malam kalau ada kesakitan. Sekarang saya mendapat musibah dan leding saya bocor tidak ketulungan”
Diam sejenak, kemudian si tukang leding
menjawab,
“Baiklah , Dok”, ia menyetujui.
“Coba ceritakan”
“Baiklah , Dok”, ia menyetujui.
“Coba ceritakan”
Dokter itu kemudian menceritakan kebocoran
pipa leding di kamar mandinya.
“Begini saja, Dok”, si tukang leding
memberitahukan apa yang harus dikerjakan.
“Ambillah dua tablet aspirin setiap empat jam. Sumbatkan ke dalam pipa yang bocor. Kalau sampai pagi nanti masih bocor terus, teleponlah saya di kantor”. (Youngman, vol I. p.50)
“Ambillah dua tablet aspirin setiap empat jam. Sumbatkan ke dalam pipa yang bocor. Kalau sampai pagi nanti masih bocor terus, teleponlah saya di kantor”. (Youngman, vol I. p.50)
8.... Setelah beberapa malam tidak tidur, pria
yang tampak letih itu memaksa dirinya ke dokter.
“Anda perlu belajar santai”, kata si dokter.
“Daripada terus menerus menghitung jam nanti malam, suruhlah setiap bagian dari
tubuh anda untuk tidur. Sebelum habis menyuruh tidur dari kepala hingga jari
kaki, anda pasti sudah tidur”.
“Pria itu pun pulanglah dan bermaksud
mencobanya. Malam itu di tempat tidur ia berkata, “Kepala tidurlah. Leher
tidurlah. Bahu tidurlah...“, ketika hampir selesai istrinya naik ke tempat
tidur dalam gaun malamnya yang baru.
“Semua bangun!”, pria itu berteriak. (Reader’s
Digest, Oktober 1984)
Keempat humor ini tampaknya sama-sama mengenai
kedokteran, tetapi ada bedanya antara humor 5,6,7 dengan humor 8. Ketiga humor
yang pertama merupakan humor yang menjadikan dokter sebagai bahan tertawaan,
sedangkan yang terakhir lebih merupakan humor seksual yang halus dan
terselubung. Dengan humor kedokteran saya hanya memasukkan ketiga humor
pertama.
***********
Jawa Pos, SENIN KLIWON 15 September 1986
Apakah yang dapat diceritakan dari ketiga
humor kedokteran tersebut? Yang pertama mengatakan bahwa pengobatan di AS
memang mahal sekali. Apalagi operasi. Tidak semua penduduk AS dapat membiayai
sebuah operasi, terutama apabila operasi tersebut harus dilaksanakan di sebuah
rumah sakit swasta (karena dokter ahlinya hanya berpraktek di sana).
Humor kedua memperlihatkan betapa dokter
Amerika berhati-hati secara berlebihan. Memang, dokter di sana tidak boleh
salah mengobati, atau ia bisa-bisa dituntut di pengadilan hingga bangkrut.
Humor ketiga memberikan gambaran yang
menghantam kembali dokter-dokter yang tidak mau dipanggil, yang seenaknya
menyuruh pasiennya minum aspirin. Memang, aspirin merupakan obat yang dianggap
paling aman di sana.
HUMOR
PSIKIATRI
Orang Amerika sangat mendewakan “privacy”
sehingga seorang ibu sekalipun tidak berani mencampuri urusan anaknya yang
remaja, kalau tidak diminta. Memasuki rumah anaknya ada kebiasaan untuk
mengetuk terlebih dahulu. Tetangga atau teman akrab yang dapat dijadikan
keranjang sampah keluhan tidak mungkin ada di sana. Siapa yang mempunyai
masalah haruslah pergi ke seorang psikolog atau psikiater. Inilah yang
menimbulkan lelucon seperti di bawah ini :
(9).... Psikiater itu bersandar di kursinya
sambil mempertautkan ujung-ujung jarinya. Ia berusaha menenangkan pria yang
sangat menderita dan kini berdiri di depannya.
“Tenanglah, Bung”, desaknya perlahan.
“Saya telah menolong banyak orang dengan masalah yang jauh lebih parah daripada masalah anda. Nah, coba kita lihat apakah saya mengerti masalah anda. Anda sedang mengalami stres emosional. Anda merasa diri sebagai seekor anjing. Seekor fox Terrier, ya kan ?”
“Saya telah menolong banyak orang dengan masalah yang jauh lebih parah daripada masalah anda. Nah, coba kita lihat apakah saya mengerti masalah anda. Anda sedang mengalami stres emosional. Anda merasa diri sebagai seekor anjing. Seekor fox Terrier, ya kan ?”
“Ya, dok”, kata si pasien perlahan.
“Seekor fox terrier kecil dengan bintik-bintik coklat dan hitam. Oh tolonglah saya Dok. Katakanlah bahwa anda dapat menolong saya, dokter. Kalau ini berkelanjutan saya tak tahu lagi apa yang harus saya kerjakan”.
“Seekor fox terrier kecil dengan bintik-bintik coklat dan hitam. Oh tolonglah saya Dok. Katakanlah bahwa anda dapat menolong saya, dokter. Kalau ini berkelanjutan saya tak tahu lagi apa yang harus saya kerjakan”.
Psikiater itu menunjuk ke tempat tidur pasien
sambil terus menenangkan.
“Sudahlah. Yang penting sekarang anda
berbaring di sini dan marilah kita cari apa yang menjadi dasar angan-angan
anda”.
“Oh, tidak bisa dokter, tidak bisa!”, seru si pasien tegang.
“Saya tidak boleh naik di atas perabot”. (Youngman, vol I, p.103)
“Oh, tidak bisa dokter, tidak bisa!”, seru si pasien tegang.
“Saya tidak boleh naik di atas perabot”. (Youngman, vol I, p.103)
10.... Seorang wanita datang ke psikiater dan
berkata, “Dokter, saya ingin membicarakan suami saya. Ia selalu mengira dirinya
sebuah lemari es”.
“Ah, tidak mengapa”, jawab si psikiater. “Ia
mengalami kompleks yang tidak berbahaya”.
“Boleh jadi anda benar”, jawab wanita itu.
“Tapi, ia selalu tidur dengan mulut terbuka dan saya tidak bisa tidur kena sinar lampunya”. (p.70).
“Boleh jadi anda benar”, jawab wanita itu.
“Tapi, ia selalu tidur dengan mulut terbuka dan saya tidak bisa tidur kena sinar lampunya”. (p.70).
11.... Seorang ibu membawa anak lelakinya ke
seorang psikiater dan bertanya, “Dokter,
dapatkah seorang anak lelaki sepuluh tahun menikah dengan bintang film secantik
Liz Taylor?”
Psikiater tersebut menjawab, “Tentu saja tidak, hal yang mustahil”.
Si ibu kemudian berpaling kepada anaknya dan berkata, “Nah, kamu dengar? Apa yang saya katakan? Sekarang cepat ceraikan”. (p.118).
Psikiater tersebut menjawab, “Tentu saja tidak, hal yang mustahil”.
Si ibu kemudian berpaling kepada anaknya dan berkata, “Nah, kamu dengar? Apa yang saya katakan? Sekarang cepat ceraikan”. (p.118).
Ketiga contoh humor psikiatri tersebut
menjadikan pasien sebagai korban lelucon. Rupanya penderita Schizofrenia cukup
masalah. Ada yang merasa menjadi anjing terrier kecil, ada pula yang merasa
menjadi lemari es atau anak-anak yang merasa kawin dengan Liz Taylor. Tetapi,
di balik kesemuanya Young Man membuat klimaks leluconnya dengan menggambarkan
bahwa wanita yang mengonsultasikan masalah suaminya itu ikut-ikutan gila atau
malah dia yang sebetulnya gila? Juga si ibu atau anaknya yang kurang waras?
HUMOR
PEMABUK
Beberapa humor tentang para pemabuk juga
menarik perhatian. Mengapa mereka ini sampai diangkat sebagai bahan lelucon?
Beberapa contoh humor pemabuk:
(12).... Saya melihat seorang pemabuk berjalan
menuju meteran parkir dan memasukkan sebuah uang logam. Meteran pun menunjukkan
angka 60. Ia berkata, “He, bagaimana ini? Beratku satu jam”. (Youngmn, vol
1.p.18).
(13).... Seorang pemabuk berjalan ke meteran
parkir dan memasukkan sebuah uang logam. Meteran menunjukkan angka 60. Ia
berkata, “He, bagaimana ini. Beratku turun 100 pon”. (idem. P.19)
(14).... Dua orang pemabuk berjalan di Broadway, New York. Yang seorang
salah masuk ke subway (jalan bawah tanah). Ia muncul di ujung satunya dan
temannya sudh menantikannya di sana.
Si pemabuk yang menunggu bertanya, “Darimana saja kamu?”
Yang satunya menjawab, “Saya baru saja masuk gudang bawah tanah seseorang dan ia punya seperangkat kereta api, lho”. (idem. P.19).
Si pemabuk yang menunggu bertanya, “Darimana saja kamu?”
Yang satunya menjawab, “Saya baru saja masuk gudang bawah tanah seseorang dan ia punya seperangkat kereta api, lho”. (idem. P.19).
Masyarakat Indonesia mengenal minuman keras
seperti biar, tuak, whisky, dan lain-lain. Tetapi, mabuk-mabukan bukanlah
kebudayaan kita. Lain halnya dengan seorang Amerika. Mereka bekerja keras lima
hari seminggu, dan yang namanya bekerja tidak pernah dicampur dengan mengobrol
atau bergurau atau terima tamu selama jam keja. Karena itu, menjadi kebiasaan
pada akhir pekan (Jum’at Malam) mereka betul-betul melepaskan segala ketegangan
dengan minum-minum di pub atau bar. Disana mereka dapat “lepas” hingga mabuk.
HUMOR
TENTANG WANITA
Bukan main senangnya para lawak pria kalau
menjadikan wanita sebagai korban lelucon. Mungkin saja hal ini disebabkan
wanita dianggap sebagai saingan dalam mendapatkan pekerjaan. Emansipasi wanita
atau Women’s Lib di AS juga sering terlalu memojokkan kum pria dari kedudukan
bermanja-manja menjadi diperbudak. Rasa tertekan ini kemudian keluar dengan
sarana lelucon. Beberapa contoh lelucon tentang wanita :
(15).... Saya menyaksikan sebuah mobil baru
dirakit. Sungguh luar biasa. Semuanya bermula dari bagian kecil-kecil yang
menggelinding di atas ban perakitan dengan mesin yang menggantikan tenaga
ribuan orang dan bernilai jutaan dollar. Setelah jadi sebuah mobil mengkilap
datanglah seorang wanita membelinya. Tak berapa lama jadilah mobil itu kepingan
kecil-kecil lagi. (Youngman, vol I, p.79).
(16).... Anda tahu, saya punya cerita tentang
istri saya. Empat puluh menit diperlukan untuk memoles lipstiknya. Mengapa?
Karena ia bermulut besar. (idem, p.70).
(17).... Sulitnya dengan istri saya adalah
karena ia selalu mau mengikuti mode baru. Suatu hari ia melihat Jaqcueline
Kennedy mengenakan gaun jauh di atas lutut. Segera ia juga memendekkan semua
gaunnya. Bedanya , cuma istri saya memiliki lutut seperti Peter Lawford. (idem,
p.81).
(18).... Istri saya selalu saja mengeluhkan
pekerjaan rumah tangga. Karenanya saya belikan istri saya setrika listrik,
mesin pencuci piring listrik dan pengering listrik. Ia masih saja mengeluh;
terlalu banyak alat-alat listrik di rumah. Ia tidak punya tempat lagi untuk
duduk. Lalu apa yang harus dilakukan untuk membuat bahagia? Saya keluar lagi
dan saya belikan dia sebuah kursi listrik.
(19).... Saya paling benci mengajak istri saya
ke bioskop. Ia selalu menghayati setiap film yang ditontonnya. Saya ajak dia
nonton Wine and Roses. Ia pulang ke rumah dan mabuk-mabukan. Saya ajak dia
nonton The Music Man, enam bulan terus-menerus ia mengambil les trombone.
Minggu depan akan saya ajak dia nonton film yang tak mungkin bakal memberikan
masalah baginya. Film itu berjudul The Ugly American. (idem. P.125).
(20)... “Istriku selalu saja minta uang”,
keluh seorang teman.
“Minggu lalu ia minta $200. Kemarin dulua ia minta $125. Pagi ini dia minta $150”.
“Gila!”, kataku. “Buat apa saja uang itu?”
“Tak tahulah”, kata teman itu.
“Saya tak pernah memberinya sesen pun”. (idem. P.100).
“Minggu lalu ia minta $200. Kemarin dulua ia minta $125. Pagi ini dia minta $150”.
“Gila!”, kataku. “Buat apa saja uang itu?”
“Tak tahulah”, kata teman itu.
“Saya tak pernah memberinya sesen pun”. (idem. P.100).
(21)... Suatu hari saya pulang mendapatkan
istri saya menangis karena anjing telah mencaplok kue pastel yang dibuatnya
untuk saya”.
“Jangan menangis”, kataku, “Nanti saya belikan seekor anjing lagi”.
“Jangan menangis”, kataku, “Nanti saya belikan seekor anjing lagi”.
(22)... Seorang wanita menelepon kantor
polisi. Katanya, “Ada seorang seks maniak di apartemen saya. Tangkaplah dia
besok pagi-pagi”. (idem.p.67).
Perasaan tertekan kaum pria karena emansipasi
dan banyaknya wanita bekerja di luar rumah, yang berarti ancaman bagi
kesempatan bekerja mereka. Tidak mengherankan kalau diingat betapa mahir semua
wanita menunjukkan ketidaktergantungannya dalam segala gerak hidupnya.
***********
Jawa Pos, Selasa LEGI 16 September 1986
HUMOR
SEKSUAL TERSELUBUNG
Humor seksual ternyata menempati tempat yang
paling atas. Playboy jokes, misalnya, bukan main larisnya. Meskipun orang
Amerika terkenal terus terang dan terbuka, anehnya lelucon seksualnya pada
umumnya terselubung dan halus pengutaraannya. Beberapa contoh humor seksual :
(23)... Begitu keluar dari ruang praktek
dokter, wanita itu cepat-cepat pulang. Hatinya kacau oleh hasil pemeriksaan
penyakitnya yang baru saja diperolehnya. Ketika suaminya baru saja pulang dari
kantor, diceritakannya hal ini kepadanya. “Sayang, dokter bilang hidupku hanya
tinggal 12 jam. Karena itu kuputuskan agar kita bercinta semalam suntuk.
Bagaimana pendapatmu, sayang?”
“Hai, tentu saja rencanamu itu menyenangkan
untukmu”, jawab suaminya. “Kau tak perlu bangun lagi keesokan harinya.”
(Reader’s Digest, Sept. 1986).
(24)... Seorang pria masuk ke barber shop dan
bertanya kepada pemiliknya, berapa orang sebelum gilirannya tiba. “Enam”, ia mendapatkan
jawabannya. Pria itu pun mengiyakan dan pergi.
Beberapa hari kemudian pria yang sama datang
lagi dan sekali lagi ingin tahu berapa orang yang menunggu sebelum gilirannya.
“Sembilan”, seru tukang potong rambut. “Bagus”, katanya dan ia pun pergi.
Keesokan harinya, ketika kejadian itu berulang
lagi, berkatalah si tukang potong rambut kepada asistennya.
“Kau lihat betapa anehnya orang itu. Coba lihat kemana perginya dari sini”.
“Kau lihat betapa anehnya orang itu. Coba lihat kemana perginya dari sini”.
Asistennya melakukan tugasnya dan mengikuti
pria aneh itu. Segera setelah kembali ke barber shop, majikannya bertanya,
“Nah, kemana perginya?”.
“Ke rumah anda.” (Reader’s Digest, Desember
1983).
(25)... Seorang laki-laki muda berlari
menyerbu masuk sebuah toko obat. Ia tampak malu-malu ketika yang keluar
melayani adalah seorang wanita setengah baya yang rapi.
“Anda perlu apa?”
“Oh, tidak-tidak”, katanya gagap.
“Saya ingin jumpa apotekernya”
“Sayalah apotekernya”, jawab wanita itu cerita,
“Anda membutuhkan apa?”
“Eh... anu... tidak penting kok”, sahutnya dan berbalik hendak pergi.
“Anak muda”, kata wanita itu.
“Saudara perempuan saya dan saya telah mengelola apotek lebih dari 30 tahun. Tak ada sesuatu pun yang anda bicarakan yang bisa membuat kita malu.”
“Baiklah”, kata laki-laki muda itu.
“Saya mempunyai nafsu seks yang parah dan tak terpuaskan. Berapa kali pun saya bercinta, saya terus menginginkannya lagi. Adakah sesuatu yang bisa anda berikan buat saya?”
“Sebentar”, sahut wanita itu
“Akan saya rundingkan dengan saudara perempuan saya”
“Oh, tidak-tidak”, katanya gagap.
“Saya ingin jumpa apotekernya”
“Sayalah apotekernya”, jawab wanita itu cerita,
“Anda membutuhkan apa?”
“Eh... anu... tidak penting kok”, sahutnya dan berbalik hendak pergi.
“Anak muda”, kata wanita itu.
“Saudara perempuan saya dan saya telah mengelola apotek lebih dari 30 tahun. Tak ada sesuatu pun yang anda bicarakan yang bisa membuat kita malu.”
“Baiklah”, kata laki-laki muda itu.
“Saya mempunyai nafsu seks yang parah dan tak terpuaskan. Berapa kali pun saya bercinta, saya terus menginginkannya lagi. Adakah sesuatu yang bisa anda berikan buat saya?”
“Sebentar”, sahut wanita itu
“Akan saya rundingkan dengan saudara perempuan saya”
Beberapa menit kemudian ia kembali.
“Yang terbaik yang bisa kami tawarkan adalah
$200 seminggu dan setengah berminat dalam bisnis kami”. (Youngman, vol*11,
p.108).
(26)... Seorang pria berdiri di bar dan
seorang pria lain mendekatinya sambil berkata,
“Anda Joe Smith?”
Pria yang satu menyambut, “Betul, saya Joe Smith”
Yang lain berkata lagi, “Anda di Chicago beberapa minggu yang lalu?”
Pria itu berkata, “Sebentar”, dan mengambil buku notes kecilnya dari saku dan mencari catatan di dalamnya.
“Betul, beberapa minggu yang lalu saya ada di Chicago”
“Anda tinggal di Sherman Hotel?”
Pria itu lagi-lagi melihat di buku notesnya dan berkata,
“Betul, saya tinggal di Sherman Hotel”
“Anda tinggal di kamar 213?”
Pria itu melihat sekilas ke notesnya dan berkata,
“Ya, di kamar 213”
Pria yang satu menyambut, “Betul, saya Joe Smith”
Yang lain berkata lagi, “Anda di Chicago beberapa minggu yang lalu?”
Pria itu berkata, “Sebentar”, dan mengambil buku notes kecilnya dari saku dan mencari catatan di dalamnya.
“Betul, beberapa minggu yang lalu saya ada di Chicago”
“Anda tinggal di Sherman Hotel?”
Pria itu lagi-lagi melihat di buku notesnya dan berkata,
“Betul, saya tinggal di Sherman Hotel”
“Anda tinggal di kamar 213?”
Pria itu melihat sekilas ke notesnya dan berkata,
“Ya, di kamar 213”
“Kenal Mrs. Wentworth yang tinggal di kamar
214?”.
“Coba katakan, anda ada affair dengan Mrs. Wentworth?”
“Coba katakan, anda ada affair dengan Mrs. Wentworth?”
Sekali lagi pria itu melirik ke catatannya,
“Ya, saya ada affair dengan Mrs. Wentworth”
Pria yang satunya berkata,
“Saya Mr. Wentworth, dan saya tidak menyukai
hal itu”.
Lagi-lagi pria itu melihat ke buku notesnya
dan berkata,
“Ketahuilah, anda benar, saya juga tidak
menyukai hal itu”. (Youngman, vol 1, p.86).
Terselubungnya humor seksual terutama dalam
humor no 24 dan 25. Dalam nomor 24 tidak perlu dijelaskan oleh penulis tujuan
bertanya pria itu dan apa hubungannya dengan jawaban si asisten “ke rumah
anda”. Dalam nomor 25 selera humornya lebih tinggi karena si laki-laki muda
membutuhkan obat, tetapi kedua wanita setengah baya itu malah menawarkan diri
mereka. Dalam nomor 26 keduanya sama-sama tidak menyukai “hal itu”, tetapi
“alasan tidak menyukainya” yang berlainan.
Mengapa humor seksual ini diutarakan secara
terselubung? Sangat dimungkinkan alasannya adalah keintiman dan privacy yang
membuat masalah seksual ini dijadikan humor, tetapi masih ditutup-tutupi.
HUMOR
KONYOL
Dalam humor Amerika, seperti halnya
humor-humor dalam berbagai budaya lainnya, ada juga yang konyol atau tanpa
maksud. Beberapa contoh humor tipe ini :
(27)... Seseorang membeli perangkap tikus
untuk gudangnya. Ketika hendak dipasang, ia sadar bahwa ia lupa membeli keju
untuk umpan. Maka diguntinglah gambar keju dari sebuah majalah dan dipasangnya
dalam perangkap tikus. Eh ... ternyata ada juga hasilnya. Keesokan harinya
ketika ia turun ke gudang didapatinya dalam perangkap ada... sebuah gambar
tikus. (Youngman, Vol.1.p.51).
(28)... Seorang pria menerima pekerjaan
mengecat garis kuning di tengah jalan raya. Hari pertama ia berhasil mengecat
10 mil dan mandornya memuji.
“Kerjamu bagus. Lanjutkan nanti gajimu akan
dinaikkan.”
Keesokan harinya pria itu berhasil mengecat
lima mil.
Mandornya berkata, “Lima mil memang tidak
sebaik sepuluh mil. Tapi teruskan kerjamu.”
Keesokan harinya lagi pria itu hanya berhasil
mengecat satu mil. Ia dipanggil dan mandor berkata, “Mula-mula kamu mengerjakan
sepuluh mil, lalu lima mil, dan kemudian satu mil. Kamu tidak bekerja maka kamu
akan dipecat”.
Ketika berjalan meninggalkan kantor, pria itu
menggerutu, “Tapi itu kan bukan salahku? Setiap hari kaleng catnya makin
bertambah jaun dari tempat yang kucat.” (Reader’s Digest, Desember ’85).
(29) .... “Tok, tok, tok”
“Siapa itu?”
“Kesempatan”
“Tak mungkin”
“Mengapa tidak?”
“Kesempatan hanya mengetuk satu kali” (Reader’s Digest, Desember 1985).
“Siapa itu?”
“Kesempatan”
“Tak mungkin”
“Mengapa tidak?”
“Kesempatan hanya mengetuk satu kali” (Reader’s Digest, Desember 1985).
HUMOR
PERMAINAN KATA
Ada humor Amerika yang disebut “pun”, yang
mempermainkan arti kata sebagai bahan lelucon. Beberapa contoh :
(30)... Setelah bertamasya di pantai, turis
itu kembali ke hotelnya.
“Oh, ingatanku parah”, katanya kepada karyawan
hotel.
“Tolong katakan di ruang mana saya?”
“Tolong katakan di ruang mana saya?”
“Tentu saja”, sahutnya, “Anda di lobby”.
(Reader’s Digest, Desember 1983)
(31)... Pada saat ini ada tiga kelompok besar
dalam masyarakat Amerika; si kaya-the haves (yang punya); si miskin-the have-nots
(yang tak punya apa-apa); dan pemerintah-the have yours (yang memiliki
milikmu). (Reader’s Digest,Desember 1983).
(32)... Dua karyawan sedang mengobrol, “Boss
mau rapat hari ini pukul setengah lima”, kata yang seorang.
“Mengapa sih ia selalu senangnya rapat pada hari Jum’at pukul setengah lima?”, tanya yang lain.
“Semua cenderung menyetujui pendapatnya”.
“Mengapa sih ia selalu senangnya rapat pada hari Jum’at pukul setengah lima?”, tanya yang lain.
“Semua cenderung menyetujui pendapatnya”.
Dalam humor nomor 30 ada makna ganda dalam
“ruang” yang dapat berarti kamar yang disewa atau ruang di mana si turis berada
saat itu. Humor nomor 31 menciptakan kata baru sebagai analog “the haves” dan
“the have-nots”. Sedangkan dalam humor nomor 32 terdapat penyalahgunaan kata
“menyetujui” yang berarti “malas berdebat” karena Jum’at pukul setengah lima
sore adalah saat mulainya akhir pekan.
KULTURAL
DAN UNIVERSAL
Seperti juga humor-humor dalam berbagai
kebudayaan, humor Amerika ada yang sangat kultural sehingga tidak mudah
dipahami tanpa bantuan seorang Amerika. Bahkan orang Inggris pun kadang-kadang
tidak memahaminya. Ada juga yang kultural tetapi masih dapat dipahami. Bahkan
humor yang ini dapat digunakan untuk lebih memahami budaya Amerika. Ada pula
humor yang universal yang terjadi dalam budaya manapun tidak ada bedanya
seperti halnya humor nomor 28, 29 dan 30.
Memahami budaya suatu bangsa tentu saja ada
berbagai macam caranya. Dengan cara yang serius dapatlah dibaca buku-buku yang
membahas budaya bangsa tersebut. Dapat juga dengan cara bergaul atau kontak
langsung dengan masyarakat bangsa itu. Yang akhir ini, apabila belum
dipersiapkan akan dapat menimbulkan kejutan budaya atau konflik yang malah bisa
saja membuat seseorang menarik mundur dan menutup diri, serta menjadi penuh
curiga. Humor disebut-sebut sebagai suatu karya yang diangkat dari situasi dan
kondisi yang mempengaruhi penulisnya. Karena itu, salah satu cara
mempelajarinya budaya suatu bangsa dapat juga lewat humor-humornya.
Sumber ilustrasi: https://id.pinterest.com/explore/henny-youngman/